- Warga Prabumulih dan Lahat Serahkan Dua Individu Siamang ke BKSDA Sumsel
- SERAH TERIMA BARANG BUKTI TINDAK PIDANA JUAL BELI SATWA DILINDUNGI, APRI DIDAKWA 10 BULAN PENJARA
- Rekrutmen Tenaga Kontrak BKSDA Sumsel
- KUBUNG SUNDA SUAKA GUNUNG RAYA
- 1000 Bibit Ditanam dan 24 Burung Dilepasliar di TWA Punti Kayu dalam Rangkaian Tanam Pohon Serentak
- BKSDA Sumsel Lakukan Evaluasi Pengelolaan Lima Kawasan Konservasi Bersama Para Pihak Melalui Perangkat METT
- PENGGAGALAN PENGANGKUTAN 3306 INDIVIDU SATWA BURUNG TIDAK DILINDUNGI TANPA DOKUMEN
- MENGENAL CAPUNG TWA GUNUNG PERMISAN
- Road To HKAN 2023: BKSDA Sumsel Lepasliarkan Empat Individu Satwa Liar dan Tanam Pohon di SM Padang Sugihan
- KRONOLOGI BERUANG MATI OLEH MASYARAKAT DI PAGAR ALAM UTARA, BKSDA SUMSEL BERI IMBAUAN TEGAS
Tingkatkan Perlindungan Koridor Jambul Nanti Patah, BKSDA lakukan Sosialisasi kepada Para Pihak
Muara Enim (8/6) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) melalui Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Lahat sukses melaksanakan Sosialisasi Koridor Satwa di Lanskap Jambul Nanti Patah pada Rabu, 8 Juni 2022 di Balai Pertemuan Desa Segamit Kecamatan Semende Darat Ulu Kabupaten Muara Enim. Kegiatan tersebut memiliki tujuan untuk mempererat ikatan para pihak lembaga terkait yang memiliki interaksi langsung terhadap Koridor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Lanskap Jambul Nanti Patah.
Dalam kegiatan tersebut, Kepala SKW II Lahat, Martialis Puspito Khristy Maharsi menyampaikan paparan terkait keanekaragaman hayati yang tinggi di Lanskap Jambul Nanti Patah. Perlindungan dan pengamanan kolaboratif menjadi sebuah langkah strategis dalam menjaga konsistensi lanskap yang selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi juga sebagai habitat satwa kunci yaitu Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), dengan tipikal koridor adalah sebuah bentang alam. Perlu perhatian khusus terkait kondisi Lanskap Jambul Nanti Patah dimana selain menjaga habitat satwa liar dilindungi tersebut juga diperlukan kolaborasi para pihak untuk menjaga keseimbangan rantai makanan melalui pencegahan perburuan satwa pakan.
Baca Lainnya :
- PANTAU KEBERADAAN HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae), BKSDA SUMSEL TURUNKAN 4 TIM SWTS0
- 23.000 BIBIT SIAP HIJAUKAN KAWASAN SUAKA MARGASATWA DANGKU0
- Cegah Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku, BKSDA Sumsel melakukan Penyemprotan Biofectan di Area PLG0
- 2.287 Telur Penyu Sisik Berhasil Diamankan dari Upaya Penyelundupan0
- Mengenal Prasasti Talang Tuwo : Bukti Sejarah Konservasi di Bumi Sriwijaya0
“Harimau Sumatera berperan sebagai top predator dalam rantai makanan, yang apabila tidak seimbang rantai makanannya maka berpotensi menimbulkan konflik harimau dengan manusia”, ujarnya.
Sosialisasi koridor satwa ini diharapkan dapat mewujudkan pemahaman yang sama bagi para pihak terkait mengenai nilai penting terhadap perlindungan dan pengamanan secara kolaboratif terhadap Koridor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan keanekaragaman hayati lainnya di Lanskap Jambul Nanti Patah. Dengan kesamaan pemahaman akan nilai penting Lanskap Jambul Nanti Patah yang selain menjadi Koridor Harimau Sumatera juga merupakan kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi akan terwujud kesepahaman bersama para pihak baik pemerintah, masyarakat dan perusahaan pemegang ijin penggunaan kawasan (PT. SERD dan PT. PGE Lumut Balai) untuk dapat berperan aktif dan berkontribusi positif dalam upaya perlindungan dan pengamanan serta pencegahan terjadinya konflik satwa liar di Lanskap Jambul Nanti Patah.
Turut hadir dalam acara Sosialisasi Koridor Satwa Lanskap Jambu Nanti Patah antara lain Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Kesatuan Pemangkuan Hutan (UPTD KPH) Wilayah VIII Semendo, Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem dan Program Kampung Iklim Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Komandan Koramil Semende, Kepala Kepolisian Sektor Semende, Camat Semende Darat Laut, perwakilan PT. Supreme Energi Rantau Dedap (SERD), PT. (Pertamina Geothermal Energy PGE) Lumut Balai, Kades Danau Gerak, Kades Tanjung Tiga, Kades Tanjung Agung, Kades Penindaian, Kades Babatan, Kades Segamit, Kades Rekimai Jaya serta masyarakat.
Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata, yang juga hadir langsung, menyampaikan bahwa prinsip kolaboratif di dalam perlindungan dan pengamanan lanskap Jambul Nanti Patah menjadi kunci pengelolaan keanekaragaman hayati di luar kawasan konservasi. Kawasan Lanskap Jambul Nanti Patah merupakan salah satu kawasan bernilai konservasi tinggi di wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang harus dilestarikan. Keterlibatan para pihak di sekitar lanskap Jambul Nanti Patah menjadi sangat penting dalam upaya menjaga kawasan yang merupakan koridor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). “Balai KSDA Sumatera Selatan tidak dapat berjalan sendiri dalam upaya pelestarian Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), perlu kolaborasi dengan para pihak yang memiliki pemahaman yang sama di dalam upaya perlindungan Lanskap Jambul Nanti Patah sebagai habitat satwa terancam punah ini”, pungkas Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata.