Ragam Lepidoptera Suaka Gunung Raya
Oleh: Octavia Susilowati

By Admin BKSDA Sumsel 25 Des 2022, 13:10:49 WIB Fauna
Ragam Lepidoptera Suaka Gunung Raya

Kupu-kupu (Lepidoptera) merupakan kelompok serangga yang dapat dengan mudah kita lihat bila memasuki hutan, di jalan setapak di pinggiran hutan, dan sepanjang aliran sungai (Tweedie & Longmans 1953 dalam Rahayu & Basukriadi 2012). Kupu-kupu memiliki peranan yang sangat penting di dalam suatu ekosistem. Kupu-kupu membantu penyerbukan tanaman berbunga, dijadikan koleksi seni, dimanfaatkan sebagai sumber makanan (Peggie 2010, Borror et al. 1992, Gullan & Craston 2005 dalam Rahayu & Basukriadi 2012).

Kupu-kupu sendiri terbagi ke dalam 3 super famili yaitu Hesperiioidae, Papilionoidae, dan Hedyloidae. Untuk Hesperiioidae dan Hedyloidae masing-masing terbagi ke dalam 1 famili yaitu Hesperiidae dan Hedylidae. Sementara Papilionoidae terbagi ke dalam 5 famili yaitu Papilionidae, Nymphalidae, Pieridae, Riodinidae, dan Lycaenidae. Diperkirakan terdapat kurang lebih 2.500 jenis kupu-kupu di Indonesia, dan lebih dari 500 jenis terdapat di Sumatera (Indriani et al. 2010 dalam Aprillia et al. 2018).

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan perhatian terhadap perlindungan jenis serangga khususnya kupu-kupu dari famili Nymphalidae dan Papilionidae melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa yang menetapkan 20 jenis kupu-kupu masuk dalam kategori dilindungi. Dalam perkembangannya, pada tahun 2018 melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/12/2018 daftar jenis kupu-kupu yang dilindungi bertambah 7 jenis yaitu Ornithoptera aesacus, Ornithoptera croesus, Ornithoptera meridionalis, Troides cuneifera, Troides dohertyi, Troides oblongomaculatus, dan Troides prattorum. Terdapat 1 jenis yang tidak lagi masuk dalam kategori dilindungi yaitu kupu-kupu raja (Troides rhadamantus). Jenis kupu-kupu dilindungi sebagaimana disajikan dalam Tabel 1.

Baca Lainnya :

Tabel 1. Jenis Kupu-Kupu dilindungi di Indonesia

Keterangan :
II = Appendix II CITES; Non = Non Appendix CITES; Vu = Vulnerable (rentan); NT = Near Threatened (hampir terancam); LC = Least Concern (tidak beresiko); DD = Data Deficient (kurang data); NE = Not Evaluated (belum dievaluasi)

Jenis kupu-kupu yang dilindungi tersebut sebagian besar masuk dalam kategori Appendix II CITES, yang artinya perdagangan terhadap jenis tersebut diperbolehkan akan tetapi untuk mencegah terjadinya kepunahan maka diterapkan aturan perdagangan yang ketat oleh Pemerintah. Berdasarkan data Badan Standardisasi Nasional (2016), terdapat 23 jenis kupu-kupu hasil penangkaran yang diperdagangkan dalam bentuk opset.

Tabel 2. Daftar Jenis Kupu-Kupu Hasil Penangkaran yang diperdagangkan

Keterangan :
DL = Dilindungi; II = Appendix II CITES; Non = Non Appendix CITES; Vu = Vulnerable (rentan); NT = Near Threatened (hampir terancam); LC = Least Concern (tidak beresiko); DD = Data Deficient (kurang data); NE = Not Evaluated (belum dievaluasi)

Penelitian tentang kupu-kupu di kawasan konservasi di wilayah Sumatera Selatan belum banyak dilakukan. Hal ini dikarenakan pengelolaan kawasan lebih menitikberatkan pada pengelolaan keanekaragaman hayati yang menjadi keystone species atau umbrella species dari suatu kawasan, seperti gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) atau harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Akan tetapi penelitian kupu-kupu di beberapa wilayah Sumatera Selatan telah dilakukan dan berhasil mengidentifikasi sebanyak 161 jenis yang tersebar di berbagai tipe ekosistem (Aprillia et al. 2020).

Tabel 3 Lokasi Penemuan Jenis Kupu-Kupu di Sumatera Selatan


Sumber : Aprillia et al. (2020)

Untuk kawasan Suaka Margasatwa (SM) Gunung Raya yang menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa liar, mulai dari insekta, primata, reptil, mamalia ataupun burung, belum secara keseluruhan teridentifikasi dan terdokumentasi keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Diperlukan upaya inventarisasi dan identifikasi keanekaragaman hayati kawasan SM Gunung Raya sebagai bahan di dalam pengelolaan kawasan kedepan.

Keragaman jenis Lepidoptera atau kupu-kupu di kawasan SM Gunung Raya telah berhasil diidentifikasi. Di kawasan SM Gunung Raya teridentifikasi sebanyak 73 jenis kupu-kupu yang masuk dalam 6 famili yaitu Papilionidae, Nymphalidae, Pieridae, Riodinidae, Lycaenidae, dan Hesperiidae  (Aprillia et al. 2018; Aprillia et al. 2020). Masing-masing famili terdiri dari Papilionidae (14 jenis), Nymphalidae (44 jenis), Pieridae (9 jenis), Riodinidae (1 jenis), Lycaenidae (4 jenis), dan Hesperiidae (1 jenis). Hal ini sebagaimana disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Jenis Kupu-Kupu di SM Gunung Raya


Keterangan :
DL = Dilindungi; TDL = Tidak Dilindungi; II = Appendix II CITES; Non = Non Appendix CITES; LC = Least Concern (tidak beresiko); NE = Not Evaluated (belum dievaluasi)

Keberadaan kupu-kupu di suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor suhu, kelembaban dan jenis vegetasi (Aprillia et al. 2018). Semakin banyak jenis vegetasi di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap keragaman jenis kupu-kupu. Beberapa tumbuhan yang menjadi inang bagi kupu-kupu di SM Gunung Raya antara lain Asystasia intrusa, Imperata cylindrica, Mangifera indica, Nephelium sp., Cinamomum sp. dan Flacourtia sp.

Kondisi tutupan vegetasi kawasan SM Gunung Raya

Daerah yang memiliki ketersediaan pakan bagi kupu-kupu berpengaruh terhadap keragaman jenis kupu-kupu. Koh dan Sodhi (2004) dalam Rahayu dan Basukriadi (2012) menyatakan bahwa jumlah kupu-kupu secara umum sangat tergantung pada pengelolaan suatu daerah. Daerah yang dilindungi (protected area) memiliki keanekaragaman spesies kupu-kupu lebih tinggi daripada daerah yang sudah mengalami alih fungsi lahan. Jenis kupu-kupu yang ditemukan di kawasan SM Gunung Raya menunjukkan bahwa kawasan ini memiliki habitat yang masih terjaga. Hasil penelitian Azzahra (2016) dalam Aprillia et al. (2020) menyatakan bahwa kupu-kupu dari famili Nymphalidae yaitu Polyura hebe memiliki preferensi habitat yang tinggi yaitu pada tipe habitat tertutup yang minim gangguan. Di kawasan SM Gunung Raya juga ditemukan jenis kupu-kupu yang dilindungi yaitu jenis kupu-kupu Troides helena dan Trogonoptera brookiana. Dengan kehadiran jenis kupu-kupu tersebut pada suatu habitat menjadi indikator bahwa habitat tersebut belum terganggu.

Sebaliknya keberadaan kupu-kupu jenis Papilio demoleus dan Eurema hecabe di kawasan SM Gunung Raya menunjukkan keterkaitan erat dengan beberapa variabel lingkungan yang mencirikan habitat terganggu (Aprillia et al. 2020). Modifikasi habitat menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan untuk mempertahankan kelimpahan kupu-kupu (Subahar & Yuliana 2010 dalam Rahayu & Basukriadi 2012). Karena kelimpahan kupu-kupu akan semakin berkurang seiring dengan kerusakan habitat di suatu wilayah (Vu Van Lien 2004 dalam Rahayu & Basukriadi 2012).


Dengan diketahuinya keberadaan beberapa jenis kupu-kupu, khususnya jenis yang dilindungi di kawasan SM Gunung Raya tersebut, diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan di dalam melaksanakan perencanaan pemulihan ekosistem kawasan SM Gunung Raya. Diperlukan upaya kolaborasi bersama antara pemerintah (dalam hal ini Balai KSDA Sumatera Selatan), Pemerintah Daerah setempat, masyarakat, private sector, serta akademisi dalam upaya pelestarian kawasan SM Gunung Raya kedepan. Dengan demikian, keanekaragaman hayati di dalam kawasan SM Gunung Raya akan tetap terjaga dan bahkan meningkat ketika kawasan mulai terpulihkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aprillia I., Yustian I., Setiawan A., Setiawan D. 2018. Diversity of Butterflies
(Lepidoptera : Rhopalocera) in the Gunung Raya Wildlife Reserve, Sub District
Warkuk Ranau,South Sumatra. Biovalentia: Biological Researc Journal,
Volume 4 No. 2, November 2018.
Aprillia I., Setiawan D., Iqbal M., Pragustiandi G., Yustian I. 2020. Kupu-Kupu
Sembilang Dangku. Zoological Society of London.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2016. Nama Tumbuhan dan Satwa Liar yang
diperdagangkan.
Rahayu S.E, Basukriadi A. 2012. Kelimpahan dan Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu
(Lepidoptera; Rhopalocera) Pada Berbagai Tipe Habitat di Hutan Kota
Muhammad Sabki Kota Jambi. Biospecies, Volume 5 No.2, Juli 2012, hlm 40 – 48.










Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment