- Warga Prabumulih dan Lahat Serahkan Dua Individu Siamang ke BKSDA Sumsel
- SERAH TERIMA BARANG BUKTI TINDAK PIDANA JUAL BELI SATWA DILINDUNGI, APRI DIDAKWA 10 BULAN PENJARA
- Rekrutmen Tenaga Kontrak BKSDA Sumsel
- KUBUNG SUNDA SUAKA GUNUNG RAYA
- 1000 Bibit Ditanam dan 24 Burung Dilepasliar di TWA Punti Kayu dalam Rangkaian Tanam Pohon Serentak
- BKSDA Sumsel Lakukan Evaluasi Pengelolaan Lima Kawasan Konservasi Bersama Para Pihak Melalui Perangkat METT
- PENGGAGALAN PENGANGKUTAN 3306 INDIVIDU SATWA BURUNG TIDAK DILINDUNGI TANPA DOKUMEN
- MENGENAL CAPUNG TWA GUNUNG PERMISAN
- Road To HKAN 2023: BKSDA Sumsel Lepasliarkan Empat Individu Satwa Liar dan Tanam Pohon di SM Padang Sugihan
- KRONOLOGI BERUANG MATI OLEH MASYARAKAT DI PAGAR ALAM UTARA, BKSDA SUMSEL BERI IMBAUAN TEGAS
Penilaian METT Kawasan Konservasi SM Padang Sugihan, SM Bentayan, dan HSA KH Gumai Tebing Tinggi
Palembang (26/10) – Evaluasi dan monitoring merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pengelolaan kawasan konservasi. Melalui proses tersebut akan diketahui sejauh mana pengelolaan yang telah dilakukan dan faktor apa saja yang memengaruhi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi. Proses evaluasi dan monitoring pengelolaan kawasan konservasi juga merupakan bagian dari tugas dan fungsi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terutama pada Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem yang tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 22 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 17 Tahun 2022 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.
Bertempat di Hotel Airish Palembang, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) melakukan penilaian efektivitas pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam melalui metode Management Effectiveness Tracking Toll (METT) pada tanggal 25-26 Oktober 2022.
Penilaian dilakukan pada 3 (tiga) kawasan konservasi, yaitu Suaka Margasatwa (SM) Bentayan, Hutan Suaka Alam Kelompok Hutan (HSA KH) Gumai Tebing Tinggi, dan SM Padang Sugihan. Kegiatan ini melibatkan para pihak yang berjumlah 35 orang meliputi unsur pemerintah daerah setempat, masyarakat sekitar kawasan konservasi, akademisi, dan pengelola kawasan konservasi lingkup Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Lahat, Kabupaten Empat Lawang, dan Kota Palembang.
Baca Lainnya :
- BKSDA Sumsel dan BTN Bukit 12 Berbagi Pengalaman dalam Pengelolaan Kawasan dan Keanekaragaman Hayati0
- Timbulkan Keresahan Warga, BKSDA Sumsel Evakuasi Buaya Muara (Crocodylus porosus)0
- DUKUNG IFNET SINK 2030 BKSDA SUMSEL PULIHKAN DANGKU DENGAN PERKUAT KOLABORASI0
- Penyadaran Masyarakat Akan Satwa Liar, BKSDA Sumsel Pasang Papan Himbauan0
- GIAT AKTIVITAS RESOR KONSERVASI WILAYAH BANGKA DALAM PENGELOLAAN TN GUNUNG MARAS0
Penilaian dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok dengan keikutsertaan para pihak berdasarkan lingkup wilayah pengelolaan kawasan konservasi. Berdasarkan hasil penilaian, ketiga kawasan mengalami peningkatan persentase nilai yaitu SM Bentayan (74%), HSA KH Gumai Tebing Tinggi (84%), dan SM Padang Sugihan (76%).
Kegiatan penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi bertujuan untuk menentukan tindak lanjut pengelolaan. Selain itu, kegiatan ini juga penting untuk mengidentifikasi alokasi dan prioritas sumber daya dalam mencapai tujuan pengelolaan serta mendukung terlaksananya objektivitas dan transparansi kepada publik.
Setelah dilakukan penilaian dan pemberian rekomendasi pengelolaan kawasan konservasi oleh para pihak, BKSDA Sumsel akan menyampaikan laporan hasil tersebut ke Direktorat Pengelolaan Kawasan Konservasi untuk lebih lanjut dilakukan verifikasi sebagai dasar penetapan nilai pengelolaan kawasan konservasi pada ketiga kawasan tersebut.