- UPAYA MITIGASI HUMAN-WILDLIFE CONFLICT DI KANTONG HABITAT GAJAH SAKA GUNUNG RAYA: PEMASANGAN GPS COLLAR DI KELOMPOK MEISIDA
- PERINGATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI: 1300 BIBIT POHON UNTUK KAWASAN KONSERVASI
- BKSDA Sumsel Hadiri Pembinaan dan Identifikasi Perumusan Isu Strategis Lingkungan Hidup dalam rangka Penyusunan Dokumen IKPLHD 2022
- DUKUNGAN DESA SIDOMULYO MELALUI KESEPAKATAN KONSERVASI UNTUK KELESTARIAN SM DANGKU
- Pemasangan GPS Collar Ketiga pada Kelompok Gajah Sumatera di Sumatera Selatan
- PENANGANAN TEMUAN BANGKAI PESUT DI TOBOALI BANGKA SELATAN
- PENJELAJAH ANGKASA SUAKA GUNUNG RAYA
- EVALUASI DAN SINKRONISASI BKSDA SUMSEL
- SERAH TERIMA JABATAN PEJABAT PENGAWAS DAN LEPAS SAMBUT PEGAWAI LINGKUP BKSDA SUMSEL
- MAMALIA GUNUNG RAYA
PENANGANAN TEMUAN BANGKAI PESUT DI TOBOALI BANGKA SELATAN

Bangka Selatan (8/5) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) mendapat laporan dari Ikhwan Padhil, warga Tanjung Ketapang, terkait adanya temuan pesut terdampar dalam kondisi mati di Pantai Boom Pendek, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (7/5).
Menindaklanjuti laporan tersebut, pada Senin (8/5) petugas Resor Konservasi Eksitu Wilayah (RKEW) XVII Bangka bersama Dokter Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkal Pinang dan Pusat Penyelamatan Satwa Alobi menuju lokasi ditemukannya bangkai pesut tersebut untuk melakukan evakuasi dan mengidentifikasi penyebab kematian melalui nekropsi dengan memeriksa fisik luar dan organ dalam. Pada saat ditemukan bangkai pesut dalam kondisi bengkak dan kulit sudah mulai terkelupas, sirip bagian kanan dan ekor sudah tidak ada, kemungkinan pesut tersebut sudah mati beberapa hari sebelum ditemukan.
Petugas Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkal Pinang, drh. Yayan Muchlis Marchito didampingi BKSDA Sumsel dan PPS Alobi melakukan nekropsi pada bangkai pesut tersebut. Berdasarkan dari hasil nekropsi, pesut tersebut berjenis kelamin betina dengan ukuran panjang tubuh 80 cm. Penyebab kematian kemungkinan adanya infeksi interna, dapat juga disebabkan kemungkinan terpisah dari koloni dan bermasalah dengan ekolokasi pesut tersebut, mengingat banyaknya kapal isap/ ponton di sekitar perairan.
Baca Lainnya :
- PENJELAJAH ANGKASA SUAKA GUNUNG RAYA0
- EVALUASI DAN SINKRONISASI BKSDA SUMSEL0
- SERAH TERIMA JABATAN PEJABAT PENGAWAS DAN LEPAS SAMBUT PEGAWAI LINGKUP BKSDA SUMSEL0
- MAMALIA GUNUNG RAYA0
- EVAKUASI SIAMANG (Symphalangus syndactylus) DI LUBUK LINGGAU0
Terhadap hasil pemeriksaan fisik luar, terlihat cukup banyak luka tertutup/lebam, kemungkinan dikarenakan bergesekan dengan karang atau benda keras saat akan terdampar. Sedangkan pada pemeriksaan organ dalam, diketahui lambung pesut dalam kondisi normal, terdapat sisa makanan yang belum tercerna. Terdapat nekrosis pada bagian atrium jantung, ginjal dalam kondisi rusak dan paru-paru secara keseluruhan berwarna hitam serta terdapat nekrosis jaringan.
Selain itu, dilakukan juga pengambilan sampel kulit dalam larutan formalin sebagai bahan untuk uji genetik dan pengambilan sampel lambung, jantung serta paru-paru sebagain bahan untuk pemeriksaan patologi anatomi.
Setelah pengecekan selesai dilakukan, petugas melakukan penguburan bangkai pesut tersebut di sekitar lokasi penemuan. (S)