- Warga Prabumulih dan Lahat Serahkan Dua Individu Siamang ke BKSDA Sumsel
- SERAH TERIMA BARANG BUKTI TINDAK PIDANA JUAL BELI SATWA DILINDUNGI, APRI DIDAKWA 10 BULAN PENJARA
- Rekrutmen Tenaga Kontrak BKSDA Sumsel
- KUBUNG SUNDA SUAKA GUNUNG RAYA
- 1000 Bibit Ditanam dan 24 Burung Dilepasliar di TWA Punti Kayu dalam Rangkaian Tanam Pohon Serentak
- BKSDA Sumsel Lakukan Evaluasi Pengelolaan Lima Kawasan Konservasi Bersama Para Pihak Melalui Perangkat METT
- PENGGAGALAN PENGANGKUTAN 3306 INDIVIDU SATWA BURUNG TIDAK DILINDUNGI TANPA DOKUMEN
- MENGENAL CAPUNG TWA GUNUNG PERMISAN
- Road To HKAN 2023: BKSDA Sumsel Lepasliarkan Empat Individu Satwa Liar dan Tanam Pohon di SM Padang Sugihan
- KRONOLOGI BERUANG MATI OLEH MASYARAKAT DI PAGAR ALAM UTARA, BKSDA SUMSEL BERI IMBAUAN TEGAS
PANTAU KEBERADAAN HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae), BKSDA SUMSEL TURUNKAN 4 TIM SWTS
Lahat (11/6) - Setelah harimau di Pulau Bali (Panthera tigris balica) dan Pulau Jawa (Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah pada tahun 1930-an dan 1980-an, harimau liar di Indonesia tercatat hanya harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Berbagai upaya dilakukan untuk memulihkan populasi harimau dengan melindungi faktor pendukungnya. Pada tahun 2007 - 2009, survei okupansi berskala pulau pertama yang dikenal dengan nama Sumatra Wide Target Survey (SWTS) dilakukan untuk mengetahui pola hunian spesies dengan target harimau dan spesies penting lainnya. Survei ini dilakukan di tujuh bentang alam utama yang mencakup delapan provinsi, salah satunya di Sumatera Selatan. Survei pertama ini menghasilkan data dasar status pola hunian harimau di Sumatera.
Survei dengan metode yang sama dilakukan sebagai upaya pemantauan untuk mengetahui efektivitas intervensi perlindungan yang dilakukan. Hasil yang diperoleh diharapkan akan menjadi evaluasi intervensi dan menghasilkan upaya perlindungan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), spesies penting lainnya, dan habitatnya.
Lokasi kegiatan SWTS di lanskap Bukit Balai Rejang Selatan wilayah Sumatera Selatan dilaksanakan di Hutan Suaka Alam Kelompok Hutan (HSA KH) Gumai Tebing Tinggi, Suaka Margasatwa (SM) Isau-Isau dan Hutan Lindung (HL) Bukit Dingin (Gunung Dempo). Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan/sebaran dan kondisi harimau sumatera.
Baca Lainnya :
- 23.000 BIBIT SIAP HIJAUKAN KAWASAN SUAKA MARGASATWA DANGKU0
- Cegah Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku, BKSDA Sumsel melakukan Penyemprotan Biofectan di Area PLG0
- 2.287 Telur Penyu Sisik Berhasil Diamankan dari Upaya Penyelundupan0
- Mengenal Prasasti Talang Tuwo : Bukti Sejarah Konservasi di Bumi Sriwijaya0
- Semangat Berkarya, BKSDA Sumsel Membangun Efektivitas dalam Bermitra0
Kegiatan SWTS di HSA KH Gumai Tebing Tinggi dilaksanakan dengan panjang jalur tempuh tracking kegiatan lebih kurang lebih 17 km jarak datar dengan jalur pemantauan SWTS lebih kurang 13 km. Pada jalur survei di kawasan HSA KH Gumai Tebing Tinggi tidak ditemukan tanda keberadaan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Tim hanya mendapatkan temuan keberadaan satwa babi hutan (Sus scrofa), rusa sambar (Rusa unicolor), pelanduk dan beruang (Helarctos malayanus).
Sementara pada di HL Bukit Dingin (Gunung Dempo), kegiatan SWTS dilaksanakan dengan panjang jalur pemantauan 14,5 km (jarak peta), dengan ketinggian lokasi tertinggi 2000 m dpl. Di lokasi ini tim menemukan satwa pakan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang merupakan variabel survei, yaitu tapir (Tapirus indicus), beruang (Helarctos malayanus), rusa sambar (Rusa unicolor), Kijang (Muntiacus muntjak), babi hutan (Sus scrofa), dan satwa jenis kucing yang berukuran kecil-sedang (belum dapat dipastikan jenisnya). Selain itu terdapat temuan satwa dilindungi lain yang bukan merupakan variabel survei, antara lain jenis elang, rangkong badak (Buceros rhinoceros), siamang (Symphalangus syndactylus). Jalur pemantauan didominasi oleh hutan primer. Jenis gangguan/ ancaman yang dijumpai di jalur pemantauan yaitu perambahan berupa kebun (teh, sayur, kopi), illegal logging, bukaan baru di areal berhutan, serta perburuan satwa.
Pemantauan keberadaan harimau sumatera di Lanskap Bukit Balai Rejang Selatan wilayah SM Isau-Isau yang dilaksanakan oleh tim belum mendapatkan hasil temuan tanda keberadaan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang menjadi target utama. Tim hanya mendapatkan perjumpaan tidak langsung beberapa jenis satwa pakan yang merupakan variabel utama antara lain jejak babi hutan (Sus scrofa), jejak kijang (Muntiacus muntjak), beruang madu (Helarctos malayanus), dan juga kaisan ayam hutan (Gallus sp.).
Kesimpulan awal hasil kegiatan SWTS di lanskap Bukit Balai Rejang Selatan wilayah Sumatera Selatan adalah tidak ditemukannya tanda keberadaan satwa target yaitu harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Akan tetapi di lokasi tersebut masih ditemukan keberadaan satwa dari famili Cervidae seperti rusa sambar (Rusa unicolor) dan kijang (Muntiacus muntjak) yang merupakan sumber pakan utama harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Balai KSDA Sumatera Selatan melalui Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Lahat akan terus berupaya untuk melakukan kegiatan SWTS untuk memastikan kembali keberadaan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di lanskap Bukit Balai Rejang Selatan. Pelaksanaan kegiatan lanjutan SWTS oleh tim SKW II Lahat direncanakan pada bulan Juli mendatang.