- Warga Prabumulih dan Lahat Serahkan Dua Individu Siamang ke BKSDA Sumsel
- SERAH TERIMA BARANG BUKTI TINDAK PIDANA JUAL BELI SATWA DILINDUNGI, APRI DIDAKWA 10 BULAN PENJARA
- Rekrutmen Tenaga Kontrak BKSDA Sumsel
- KUBUNG SUNDA SUAKA GUNUNG RAYA
- 1000 Bibit Ditanam dan 24 Burung Dilepasliar di TWA Punti Kayu dalam Rangkaian Tanam Pohon Serentak
- BKSDA Sumsel Lakukan Evaluasi Pengelolaan Lima Kawasan Konservasi Bersama Para Pihak Melalui Perangkat METT
- PENGGAGALAN PENGANGKUTAN 3306 INDIVIDU SATWA BURUNG TIDAK DILINDUNGI TANPA DOKUMEN
- MENGENAL CAPUNG TWA GUNUNG PERMISAN
- Road To HKAN 2023: BKSDA Sumsel Lepasliarkan Empat Individu Satwa Liar dan Tanam Pohon di SM Padang Sugihan
- KRONOLOGI BERUANG MATI OLEH MASYARAKAT DI PAGAR ALAM UTARA, BKSDA SUMSEL BERI IMBAUAN TEGAS
Merdekakan Satwa Di Hari Kemerdekaan, BKSDA Sumsel Lepasliarkan Tiga Ekor Elang
Bangka (17/8) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) kembali melakukan kegiatan pelepasliaran satwa bersama dengan para pihak, diantaranya Yayasan ALOBI, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, PT Timah Tbk., dan Garuda Indonesia Pangkal Pinang. Jenis satwa yang dilepasliarkan adalah Elang Ular Bido (Spilornis cheela) sebanyak 2 (dua) ekor dan Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) sebanyak 1 (satu) ekor. Ketiga ekor satwa jenis elang merupakan satwa hasil translokasi dari PPS Tegal Alur BKSDA Jakarta ke BKSDA Sumatera Selatan dan dititipkan ke PPS Alobi pada tanggal 6 Agustus 2021. Sebelumnya, satwa-satwa translokasi telah melalui tes serologi PCR AI dan dinyatakan negatif, juga telah mendapatkan Sertifikat Kesehatan Hewan dari Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta.
Kegiatan pelepasliaran ini merupakan agenda “Living in harmony with nature: Melestarikan satwa liar milik negara”, dilaksanakan pada peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 76, tanggal 17 Agustus 2021. Dalam agenda pelepasliaran satwa BKSDA Sumsel bulan Agustus 2021, sebelumnya, pada tanggal 9 Agustus 2021, sekaligus untuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional, telah dilakukan pelepasliaran 3 (tiga) ekor Owa Siamang (Symphalangus syndactylus) di blok perlindungan Suaka Margasatwa (SM) Dangku.
Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata, menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini perlu didokumentasikan dan dipublikasikan dengan baik sebagai sarana edukasi bagi masyarakat akan pentingnya upaya konservasi keanekaragaman hayati. Mudah-mudahan semangat hari kemerdekaan ini menjadi momen penting untuk penyadaran bahwa satwa pun perlu merdeka. Sebuah ungkapan bijak menyebutkan bahwa “moral suatu bangsa dapat dilihat dari bagaimana bangsa tersebut memperlakukan satwanya”.
Baca Lainnya :
- Dirgahayu Indonesiaku0
- Lagi, BKSDA Sumsel Terima Serahan Siamang dari Warga Lahat0
- Balai KSDA Jakarta Translokasikan 7 ekor Primata Dilindungi ke PPS Alobi Binaan Balai KSDA Sumsel0
- Dialog HKAN 2021, Pentingnya Keberadaan TN Gunung Maras0
- Lepasliarkan Tiga Ekor Siamang di SM Dangku, BKSDA Sumsel Kembali Terima Serahan Seekor Siamang0
Jenis Elang Ular Bido (Spilornis cheela) dan Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) yang dilepasliarkan merupakan satwa liar diindungi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Elang Ular Bido memiliki daerah sebaran di seluruh Sunda Besar dan merupakan burung paling umum di daerah berhutan yang ada hingga pada ketinggian 1.900 mdpl. Elang Brontok memiliki sebaran meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Ketiga ekor elang dilepasliarkan di Kawasan Hutan Lindung Sungai Liat – Mapur, Desa Deniang, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka. Ketiganya telah dinyatakan sehat dan layak untuk dilepasliarkan sesuai dengan Surat Kesehatan Hewan (SKH) Nomor 040/SKKH/LK-PPS/VIII/2021 tanggal 12 Agustus 2021.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Indra Exploitasia, menyampaikan apresiasi atas kerja tim BKSDA Sumsel terutama dalam hal bersama Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi melaksanakan proses rehabilitasi, habituasi sampai dengan kegiatan pelepasliaran ini. Pelestarian satwa tidak bisa dikerjakan sendiri, perlu kolaborasi dan tentunya komitmen para pihak agar kelestarian satwa tetap terjamin dihabitatnya. Sekaligus dalam kesempatan ini mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang turut serta berperan dalam pelestarian satwa di daerah Hutan Lindung Sungai Liat Mapur semoga satwa dapat berkembangbiak di habitat alamnya.