- Warga Prabumulih dan Lahat Serahkan Dua Individu Siamang ke BKSDA Sumsel
- SERAH TERIMA BARANG BUKTI TINDAK PIDANA JUAL BELI SATWA DILINDUNGI, APRI DIDAKWA 10 BULAN PENJARA
- Rekrutmen Tenaga Kontrak BKSDA Sumsel
- KUBUNG SUNDA SUAKA GUNUNG RAYA
- 1000 Bibit Ditanam dan 24 Burung Dilepasliar di TWA Punti Kayu dalam Rangkaian Tanam Pohon Serentak
- BKSDA Sumsel Lakukan Evaluasi Pengelolaan Lima Kawasan Konservasi Bersama Para Pihak Melalui Perangkat METT
- PENGGAGALAN PENGANGKUTAN 3306 INDIVIDU SATWA BURUNG TIDAK DILINDUNGI TANPA DOKUMEN
- MENGENAL CAPUNG TWA GUNUNG PERMISAN
- Road To HKAN 2023: BKSDA Sumsel Lepasliarkan Empat Individu Satwa Liar dan Tanam Pohon di SM Padang Sugihan
- KRONOLOGI BERUANG MATI OLEH MASYARAKAT DI PAGAR ALAM UTARA, BKSDA SUMSEL BERI IMBAUAN TEGAS
MAMALIA GUNUNG RAYA
Oleh: Octavia Susilowati
Keterangan Gambar : Gambar 1. Symphalangus syndactylus di Kawasan SM Gunung Raya
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman mamalia yang cukup tinggi. Widajaja et al. (2014) menyatakan bahwa dari keanekaragaman mamalia di Indonesia sekitar 720 jenis, 383 jenis di antaranya merupakan jenis endemik. Kawasan Papua memiliki jumlah jenis endemik tertinggi, yaitu 129 jenis dan secara berurutan, diikuti Sulawesi (90), Kalimantan (50), Sumatra (44), Maluku (25), dan Nusa Tenggara (19). Salah satu kawasan konservasi di Sumatera Selatan yang menjadi habitat berbagai jenis mamalia adalah kawasan Suaka Margasatwa (SM) Gunung Raya. Suaka Margasatwa Gunung Raya merupakan kawasan konservasi yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) yang berada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Kawasan ini ditetapkan sebagai suaka margasatwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.3090/Menhut-VII/KUH/2014.
Kawasan SM Gunung Raya merupakan ekosistem hutan hujan tropis dataran tinggi dengan keadaan topografi bergelombang, berbukit-bukit sampai bergunung dengan ketinggian 1.643 meter dpl. Vegetasi yang mendominasi antara lain dari famili Dipterocarpaceae yaitu jenis Meranti (Shorea spp), Merawan (Hopea mangarawan), Jelutung (Dyera sp), Pulai (Alstonia sp) dan Mersawa (Anisoptera margiata), famili Fagaceae yaitu jenis famili Lauraceae yaitu kayu manis (Cinnamomum burmannii) dan famili Orchidaceae yaitu berbagai jenis anggrek khususnya jenis endemik bunga anggrek asli Sumatera yaitu Paphiopedilum barbatum. Selain kekayaan jenis tumbuhan, SM Gunung Raya ditunjuk melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 55/Kpts/ Um/1/1978 karena merupakan habitat dari Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), Siamang (Symphalangus syndactylus), Tapir (Tapirus indicus), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Rusa (Rusa unicolor), burung Enggang (Bucerotidae sp), Kambing Hutan (Capricornis sumatraensis), burung Kuau (Argusianus argus) dan lainnya.
Tabel 1. Daftar Jenis Mamalia yang teridentifikasi di SM Gunung Raya
Baca Lainnya :
- EVAKUASI SIAMANG (Symphalangus syndactylus) DI LUBUK LINGGAU0
- PESONA JERAM SUAKA GUNUNG RAYA 0
- BKSDA SUMSEL TERIMA 15.000 BIBIT DARI LG ELECTRONICS INDONESIA DAN TANAM 100 BATANG POHON BERSAMA PRAMUKA SAKA WANABAKTI DI TWA PUNTI KAYU0
- PENYERAHAN ANDALAS, BERUANG MADU ASAL PULAU SUMATERA KEPADA BKSDA SUMSEL0
- OPTIMALISASI DATA SPASIAL MELALUI BIMBINGAN TEKNIS E-REPORTING DAN RPJP0
Sumber: Yustian et al. (2017); Hidayat (2018); BKSDA Sumsel (2022)
Gambar 2. Mamalia yang teridentifikasi melalui tangkapan Kamera Jebak yang dipasang di SM Gunung Raya : Sus scrofa (a); Lariscus insignis (b); Hemygalus derbyanus (c); Prionailurus bengalensis (d)
Dalam menentukan status perlindungan terhadap satwa liar, selain didasarkan atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/12/ 2018, Pemerintah Indonesia juga mengacu pada kriteria berdasarkan The International Union for Conservation of Nature's Red List of Threatened Species (IUCN). Beberapa kategori berdasarkan IUCN yang diacu sebagaimana Tabel 3.
Tabel 3. Kategori Keterancaman Kepunahan Spesies berdasarkan Kriteria IUCN
Tabel 2. Status Konservasi Mamalia di SM Gunung Raya
Keterangan :
I= Appendix I CITES; II = Appendix II CITES; III = Appendix III CITES; Non = Non Appendix CITES; CR = Critically Endangered; EN = Endangered; Vu = Vulnerable (rentan); NT = Near Threatened (hampir terancam); LC = Least Concern (tidak beresiko); DD = Data Deficient (kurang data)
Di kawasan SM Gunung Raya telah teridentifikasi sebanyak 32 spesies mamalia yang lima belas diantaranya merupakan jenis dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/12/2018. Seluruh satwa yang teridentifikasi tersebut masuk dalam Daftar Merah The International Union for Conservation of Nature's Red List of Threatened Species (IUCN). Terdapat sebelas jenis satwa yang masuk dalam kategori terancam punah secara global, yaitu jenis satwa dengan status Vulnerable, Endangered, dan Critically Endangered berdasarkan Daftar Merah The International Union for Conservation of Nature's Red List of Threatened Species (IUCN). Satwa yang mengalami keterancaman punah secara global antara lain adalah beruang madu (Helarctos malayanus), harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), trenggiling (Manis javanica), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), rusa sambar (Rusa unicolor), tapir (Tapirus indicus), siamang (Symphalangus syndactylus), beruk (Macaca nemestrina), gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus), kukang (Nycticebus coucang), lutung perak (Trachypithecus cristatus), dan lutung simpai (Presbytis melalophos).
Gambar 3. Jumlah Jenis Satwa berdasarkan Status Perlindungan IUCN
Berdasarkan status perlindungan IUCN, mamalia yang teridentifikasi di kawasan SM Gunung Raya didominasi oleh jenis dengan ketagori Least Concern (LC). Jenis mamalia yang menghadapi resiko kepunahan yang sangat tinggi di kawasan SM Gunung Raya dalam waktu dekat adalah trenggiling (Manis javanica), lutung perak (Trachypithecus cristatus), dan gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus). Berdasarkan Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional, gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) masuk dalam kategori prioritas sangat tinggi.
Indonesia telah meratifikasi Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) sejak tahun 1978, dan mulai memberlakukan aturan perdagangan internasional satwa liar berdasarkan aturan CITES pada tahun 1979. Konvensi ini telah menjadi alat untuk mengontrol perdagangan satwa liar, sehingga berfungsi sebagai pengendali terhadap kepunahan jenis. Konvensi CITES mengatur spesies yang diperbolehkan atau dilarang diperdagangkan secara komersial dengan sistem yang disebut Appendix. Appendix I adalah jenis tumbuhan dan satwa yang jumlahnya di alam sudah sangat sedikit dan dikhawatirkan akan punah. Perdagangan komersial untuk jenis-jenis yang termasuk kedalam Appendix I ini sama sekali tidak diperbolehkan. Appendix II adalah jenis tumbuhan dan satwa yang pada saat ini tidak termasuk kedalam kategori terancam punah, namun memiliki kemungkinan untuk terancam punah jika perdagangannya tidak diatur. Perdagangan terhadap jenis yang termasuk Appendix II ini diperbolehkan, selama Otoritas Pengelola (Management Authority) dari negara pengekspor mengeluarkan ijin ekspor.
Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan, mamalia SM Gunung Raya didominasi oleh jenis Non Appendix CITES. Mamalia yang masuk ke dalam Appendix I CITES antara lain Helarctos malayanus, Panthera tigris sumatrae, Prionailurus bengalensis, Tapirus indicus, Symphalangus syndactylus, Elephas maximus sumatranus, dan Nycticebus coucang. Hal ini berarti bahwa jenis-jenis tersebut dilarang diperdagangkan dalam bentuk apapun dalam perdagangan internasional. Sementara jenis yang masuk dalam kategori Appendix II CITES adalah Ratufa affinis, Hemigalus derbyanus, Tupaia tana, Macaca nemestrina, Macaca fascicularis, Trachypithecus cristatus, Presbytis melalophos, dan Prionodon linsang.
Gambar 4. Jumlah Jenis Mamalia berdasarkan CITES
Keberadaan mamalia di kawasan SM Gunung Raya memberikan gambaran bahwa kawasan ini masih menjadi habitat berbagai satwa yang mengalami keterancaman kepunahan di alam sehingga perlu mendapatkan perhatian di dalam upaya pelestariannya. Balai KSDA Sumsel selaku pengelola kawasan SM Gunung Raya telah mengupayakan berbagai kegiatan dalam rangka pelestarian kawasan, dan menjadikan key species gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) sebagai target pengelolaan SM Gunung Raya kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat R., Yustian I, Setiawan D. 2018. Inventarisasi Mamalia di Kawasan Suaka Margasatwa Gunung Raya Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sains. Vol 20 (3) : 92-96.
Yustian I., Setiawan A., Setiawan D., Iqbal M., Prasetyo C.Y., Indriati W., Pratama R., Aprilia I., Noberio D., Saputra R.F. 2017. Rapid Assessment Survey SM Gunung Raya Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Proyek Kerjasama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya dengan GIZ-BioClime.
Widjaja E.A, Rahayuningsih Y, Rahajoe J.S, Ubaidillah R., Maryanto I., Walujo E.B, Semiadi G. 2014. Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014. Jakarta: LIPI Press.