- BKSDA Sumsel Lakukan Evaluasi Pengelolaan Lima Kawasan Konservasi Bersama Para Pihak Melalui Perangkat METT
- PENGGAGALAN PENGANGKUTAN 3306 INDIVIDU SATWA BURUNG TIDAK DILINDUNGI TANPA DOKUMEN
- MENGENAL CAPUNG TWA GUNUNG PERMISAN
- Road To HKAN 2023: BKSDA Sumsel Lepasliarkan Empat Individu Satwa Liar dan Tanam Pohon di SM Padang Sugihan
- KRONOLOGI BERUANG MATI OLEH MASYARAKAT DI PAGAR ALAM UTARA, BKSDA SUMSEL BERI IMBAUAN TEGAS
- UPAYA MITIGASI HUMAN-WILDLIFE CONFLICT DI KANTONG HABITAT GAJAH SAKA GUNUNG RAYA: PEMASANGAN GPS COLLAR DI KELOMPOK MEISIDA
- PERINGATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI: 1300 BIBIT POHON UNTUK KAWASAN KONSERVASI
- BKSDA Sumsel Hadiri Pembinaan dan Identifikasi Perumusan Isu Strategis Lingkungan Hidup dalam rangka Penyusunan Dokumen IKPLHD 2022
- DUKUNGAN DESA SIDOMULYO MELALUI KESEPAKATAN KONSERVASI UNTUK KELESTARIAN SM DANGKU
- Pemasangan GPS Collar Ketiga pada Kelompok Gajah Sumatera di Sumatera Selatan
Kelahiran Gajah Sumatra di PLG Padang Sugihan
8.jpg)
Banyuasin (16/2) - Seekor anak gajah sumatra berjenis kelamin jantan, lahir di Pusat Latihan Gajah (PLG) yang berada di Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan pada Kamis (16/02/2023) sekitar pukul 04.30 WIB pagi hari. Anak gajah tersebut lahir dari induk gajah yang bernama Een dan pejantan Gapula.
Kabar gembira ini kemudian sampai kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya. Nama Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Espen Barth Eide disematkan Ibu Menteri sebagai nama anak gajah sumatra tersebut, dengan panggilan ESPEN.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Selatan, Ujang Wisnu Barata menyampaikan bahwa ini merupakan kelahiran dari gajah binaan PLG Padang Sugihan yang pertama pada tahun 2023 ini.
Baca Lainnya :
- Periuk Monyet Bumi Sriwijaya0
- MENGULIK POTENSI PAKAN GAJAH PADANG SUGIHAN0
- MENGENAL CHIROPTERA: SATWA NOKTURNAL PENGHUNI RIMBA ISAU0
- Implementasi Konsep One Health, BKSDA Sumsel bersama Aspinall Gelar Seminar dan Pelatihan 0
- RAGAM ODONATA DI BELANTARA KOTA0
“Kami sangat antusias terhadap kelahiran bayi gajah ini. Karena bayi gajah tergolong masih rentan, kami akan memantau kesehatannya dengan perawatan intensif agar mereka tumbuh baik” terang Ujang.
Anak gajah, Espen mempunyai estimasi berat badan berdasarkan lingkar badan dan tinggi bahu yaitu sekitar 86 kg. Induk gajah, Een dan anak yang dilahirkannya, Espen dalam keadaan selamat dan sehat dengan struktur organ tubuh lengkap sempurna (kepala, telinga, mata, badan, kaki depan, kaki belakang, ekor) dan tidak terdapat kelainan fisik organ luar dengan hasil pemeriksaan dan pengukuran morfometri sebagai berikut: tinggi badan 84 cm; panjang badan 90 cm; lingkar badan 112 cm; lingkar kaki depan 33 cm; lingkar kaki belakang 29 cm; panjang ekor 51 cm; dan panjang belalai 22 cm.
Induk gajah, Een dirawat oleh mahout bernama Muhammad Asnawi, anggota PLG Padang Sugihan. Een (30 tahun) merupakan gajah binaan PLG Padang Sugihan yang berasal dari Sebokor, Banyuasin. Sedangkan Gapula (32 tahun) berasal dari Talang Mante Banyuasin.
Gajah sumatra merupakan salah satu jenis satwa liar dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri LHK Nomor: P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi. Berdasarkan Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), gajah sumatra berstatus Critically Endangered atau spesies yang terancam kritis, beresiko tinggi untuk punah di alam liar. Selain itu, gajah sumatra juga merupakan satwa prioritas dan menjadi salah satu nilai penting dalam pengelolaan kawasan Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan. (J)