GREEN LEADERSHIP INDONESIA : GAGASAN DALAM MEWUJUDKAN KEPEMIMPINAN INDONESIA BERWAWASAN LINGKUNGAN
Penulis : Yoni Adi Pranoto, SH (Polisi Kehutanan Pertama Balai KSDA Sumatera Selatan)

By Admin BKSDA Sumsel 13 Des 2022, 09:09:39 WIB Halo #kancerimbe
GREEN LEADERSHIP INDONESIA : GAGASAN DALAM MEWUJUDKAN KEPEMIMPINAN INDONESIA BERWAWASAN LINGKUNGAN

Keterangan Gambar : Salah satu kegiatan Green Leadership Indonesia


Berbicara masalah kepemimpinan tentu kita akan membahas apa saja tipe karakter dalam diri seorang pemimpin, tema ini biasa dibahas dalam seminar-seminar atau pelatihan tentang manajemen organisasi.

Kepemimpinan dan Manajemen seperti dua sisi mata uang. Dalam manajemen dibutuhkan kepemimpinan, dalam sebuah organisasi dan struktur juga dibutuhkan kepemimpinan, dalam sebuah sistem, kepemimpinan juga mutlak dibutuhkan.

Secara umum, tipe kepemimpinan yang sering muncul adalah tipe otoriter, demokratis, patriarkis dan kharismatis. Empat tipe kepemimpinan ini yang sering muncul dalam setiap manajemen organisasi, baik itu organisasi skala kecil atau bahkan tingkat negara (Presiden, Raja, Perdana Menteri).

Baca Lainnya :

Nah...baru-baru ini di Indonesia muncul sebuah konsep kepemimpinan yang mana karakter kepemimpinan yang menitikberatkan pada kepedulian terhadap sumber daya alam dan lingkungan, konsep ini disebut dengan Green Leadership Indonesia.

Apa itu Green Leadership....?

Seperti yang disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Ibu Siti Nurbaya Bakar, saat menjadi pemateri dalam Program Pendidikan Green Leader, Green Leadership Indonesia adalah kemampuan dari seorang individu pemimpin dalam menentukan kebijakan yang pro lingkungan dan dapat mempengaruhi serta memobilisasi individu lain dalam organisasi untuk mendukukng kebijakan pro lingkungan tersebut.

Berdasarkan definisi yang disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penulis menggarisbawahi, bahwa konsep kepemimpinan adalah pada proses bagaimana ia dapat mempengaruhi dan dapat memobilisasi. Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki kapabilitas tersebut. Jika ruang lingkupnya ada pada pengelolaan sebuah negara, konsep Green Leadership ini mempunyai keniscayaan di mana seorang pemimpin negara nantinya dalam proses input politik, dan output politik harus mendukung kepedulian akan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Konsep ini lahir sebagai sebuah alternatif karakter kepemimpinan yang sasarannya pada generasi muda atau yang bahasa kerennya adalah para generasi milenial.

Penulis kembali menegaskan, bahwa berbicara kepemimpinan berarti bicara masalah manajerial (pengelolaan). Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan termasuk pengelolaan yang paling komplek dan memerlukan atensi semua elemen bangsa termasuk generasi muda. Kompleksitas pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan ini berpengaruh kepada isu-isu lain.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, dari hasil Sensus Penduduk (SP2020) pada September 2020 mencatat jumlah penduduk Indonesia sebesar 270,20 juta jiwa (bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan hasil SP2010), sekitar 25, 67% adalah generasi milenial (usia 24-39 tahun), 27,94% generasi Z (usia 8-23 tahun), ini berarti Indonesia saat ini memiliki jumlah generasi muda yang potensial menjadi penggerak perubahan. Potensi yang mereka miliki adalah berupa idealisme, mobilitas tinggi, kepedulian dan kesetiakawanan, inovatif dan kreatif, serta keterbukaan wawasan, potensi inilah yang dapat dimaksimalkan untuk menjadi penggerak pelestarian alam dan lingkungan Indonesia di masa depan.


Tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini akan beralih dari generasi tua ke generasi muda, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, konsep Green Leadership yang seperti apa yang ideal untuk calon pemimpin Indonesia di masa depan. Dalam tulisan ini penulis telah merangkum beberapa titik kritis yang menjadi model ideal bagi calon pemimpin Indonesia di masa depan yang memiliki wawasan kepedulian lingkungan (Green Leadership Indonesia) sebagai berikut :

1. Penguasaan Teknologi

Di masa yang serba digital saat ini, penguasaan teknologi mutlak dimiliki oleh seorang calon pemimpin masa depan, khususnya dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Teknologi menjadi modal penting dalam mewujudkan pembangunan sumber daya alam dan lingkungan yang berlandaskan ilmu pengetahuan, infrastruktur teknologi dan data yang akurat. Hubungan teknologi dengan sumber daya alam dan teknologi memiliki hubungan yang sangat erat. Penggunaan teknologi dalam mengelola sumber daya alam adalah bertujuan untuk efisiensi, kepentingan konservasi, riset, dan rekayasa untuk kehidupan sosial tanpa harus merusak dan mencemari lingkungan. Seorang calon pemimpin harus melek teknologi, dan peka terhadap perkembangan teknologi, dia harus bisa menjadi seorang inovator, atau menginisiasi sebuah teknologi yang bisa membawa kesejahteraan untuk sumber daya alam dan lingkungan, dan menghimpun sebuah expert meeting dalam melahirkan teknologi untuk kepentingan sumber daya alam dan lingkungan

2. Kapabilitas dalam merespon isu-isu aktual lingkungan hidup

Problematika yang dihadapi Indonesia saat ini adalah minimnya budaya literasi, berdasarkan rilis data dari PISA (Program for International Student Assesment) tahun 2022, peringkat literasi Indonesia ada pada posisi 62 dari 70 negara. Tentu ini kondisi sangat memprihatinkan, di era serba digital dan keterbukaan ini, justru minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Membaca sangat penting untuk meng-upgrade ilmu pengetahuan dan kritis terhadap isu-isu terkini, bagaimana akan bisa merespon secara cerdas suatu isu aktual jika membaca saja tidak pernah. Sebagai seorang calon pemimpin di masa depan, budaya literasi harus diterapkan, dengan ini seorang Green Leader akan mempunyai kapabilitas dalam merespon isu-isu lingkungan hidup seperti : Kerusakan Hutan, Permasalahan sungai yang tercemar, Banjir, Pencemaran udara, Menurunnya keanekaragaman hayati, Rusaknya Ekosistem Laut, Permasalahan sampah, Kekeringan dll. Seorang Green Leader harus bisa merespon dengan cerdas dan cepat terhadap isu-isu lingkungan tersebut, minimal dia harus bisa memberikan pandangan dan solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, solusi yang diberikan tentunya berdasarkan sumber-sumber literasi yang dia baca, baik itu teori para ahli, hukum dan perundang-undangan, atau hasil riset dan jurnal.

3. Kapabilitas membangun jejaring dan mitra

Sebagai seorang calon pemimpin, generasi muda harus bisa mempunyai kemampuan membangun jejaring. Di era teknologi yang serba keterbukaan ini, membangun jejaring sosial tidaklah sulit, banyak perangkat dan aplikasi yang bisa diterapkan melalui platform media sosial. Seorang pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi tidak bisa sendiri dalam menyelesaikan permasalahan, khususnya masalah sumber daya alam dan lingkungan hidup, dia harus bisa membangun jejaring dan mitra, jejaring dan mitra tersebut yang akan menjadi bagian dari lahirnya sebuah solusi, kebijakan, dan kesepakatan. Seperti yang sudah diuraikan di atas, hal dasar yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah bisa mempengaruhi dan memobilisasi, kemampuan dasar inilah yang bisa digunakan untuk membangun jejaring dan mitra. Jejaring dan mitra inilah yang menjadi “Social Capital” mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin dan organisasinya dalam rangka mengelola sumber daya alam dan lingkungan serta memecahkan setiap permasalahan dan konflik.

4. Responsif terhadap geopolitik

Eksistensi generasi muda suatu bangsa dipengaruhi oleh kemampuan generasi muda tersebut dalam memahami dan menguasai kondisi geopolitik, geografis, sumber daya alam dan lingkungannya. Geopolitik di sini adalah sebuah ilmu yang mempelajari antar ruang, baik itu politik dengan sosial, politik dengan sumber daya alam, dan politik dengan lingkungan hidup. Pengetahuan geopolitik bagi calon pemimpin Indonesia, yang perlu dipelajari merupakan geopolitik yang berdasar pada 3 (tiga) faktor, yaitu wawasan kebangsaan, cita-cita negara, dan ideologi negara. Tiga faktor tersebut jika ditarik kedalam isu sumber daya alam dan lingkungan hidup, maka akan terbangun ruang yang menghubungkan bagaimana salah satu definisi wawasan kebangsaan ini memuat akan kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, cita-cita negara Indonesia yang mana kekayaan sumber daya alam dan seisinya yang terkandung akan diwujudkan sebagai kesejahteraan bersama, dan yang paling penting pembangunan bangsa khususnya pembangunan sumber daya alam dan lingkungan tidak boleh menyimpang dari falsafah/ ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila, hal inilah yang menjadi pembeda dan daya tawar tersendiri bagi calon pemimpin bangsa apabila kelak mereka duduk sejajar dengan para pemimpin dari negara lain.

Konsep Green Leadership ini tidak akan terwujud baik tanpa adanya good will dari para generasi muda, mereka harus bisa mengambil inisiasi dan momentum, bahwa permasalahan sumber daya alam dan lingkungan hidup di masa yang akan datang memerlukan peran mereka dalam pengelolaan dan penangannya.

Penulis juga mengharapakan agar konsep Green Leadership ini menjadi sebuah keniscayaan, bahwa pengembangan Green Leadership ini bisa disinkronkan pada pembangunan kapasitas kompetensi bagi para Aparatur Sipil Negara khususnya yang masuk golongan usia muda agar terwujud sebuah tata kelola pemerintahan yang berwawasan lingkungan hidup secara inklusif dan berkelanjutan yang nantinya terwujud menjadi Green Government.





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment