Dukung Pengamanan Koridor Satwa Jambul Nanti Patah, BKSDA Sumsel Kerahkan Enam Tim Patroli

By Admin BKSDA Sumsel 04 Jun 2022, 10:32:03 WIB Kegiatan
Dukung Pengamanan Koridor Satwa Jambul Nanti Patah, BKSDA Sumsel  Kerahkan Enam Tim Patroli

Lahat (1/6) - Seksi Konservasi Wilayah II Lahat, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) melakukan patroli terpadu dalam rangka pengamanan koridor satwa Jambul Nanti Patah. Patroli pengamanan dilaksanakan oleh enam tim dengan lokasi yang berbeda-beda. Kegiatan patroli yang dilaksanakan Tim SKW II Lahat dibantu oleh staf Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) VIII Semendo, anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) setempat. 

Koridor satwa Jambul Nanti Patah membentang pada lima kabupaten di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Lahat, Muara Enim, OKU, dan OKU Selatan, serta Kota Pagar Alam dan berbatasan langsung dengan Provinsi Bengkulu. Kawasan ini merupakan bagian dari Bukit Barisan Selatan dengan tipe ekosistem hutan pegunungan dan dataran rendah yang masih luas. Sekitar 140.000 ha hutan alam (baik primer dan sekunder) masih mendominasi tutupan lahan Jambul Nanti Patah. Selebihnya kondisi tutupan lahan lain diantaranya semak belukar, pertanian dan pemukiman. Banyak kawasan hutan yang telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan, pemukiman dan dibuka untuk jalan (Susilowati, et al., 2016).

Kawasan hutan Jambul Nanti Patah memiliki keanekaragaman hayati fauna yang sangat tinggi dan sangat penting, di kawasan ini merupakan habitat bagi spesies fauna kunci dan dilindungi. Spesies fauna kunci dan dilindungi seperti harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan trenggiling (Manis javanica) yang tercatat sebagai spesies yang sangat kritis terancam punah kategori Critically Endangered. Selain itu, juga terdapat 6 (enam) spesies yang memiliki status sebagai spesies terancam/genting (Endangered) spesiesnya antara lain tapir asia (Tapirus indicus), ajag atau anjing hutan (Cuon alpinus), siamang (Symphalangus syndactylus), surili sumatera (Presbytis melalophos) dan ungko Sumatera (Hylobates agilis agilis). Red list IUCN kategori Vulnerable (Rentan) seperti kambing hutan sumatera (Capricornis sumatraensis), beruang madu (Helarctos malayanus), kukang (Nyticebus coucang), binturong (Artictis binturong), rusa sambar (Rusa unicolor), dan dari kelompok Aves ada dua spesies rangkong badak (Buceros rhinoceros) dan julang emas (Rhyticeros undulatus). Sedangkan spesies seperti kucing batu (Pardofelis marmorata), kucing emas (Catopuma temminckii), lutung (Trachypithecus cristatus) berdasarkan Redlist IUCN termasuk kategori Near Threatened (Maharsi, et al., 2020).

Baca Lainnya :

Spesies lain yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/ 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi, seperti kijang (Muntiacus muntjak) serta spesies yang lainnya yang sudah jarang seperti kancil (Tragulus kanchil), napu (Tragulus napu) masih dapat ditemukan berdasarkan wawancara dengan masyarakat. Sedangkan jenis yang tidak dilindungi dan dijumpai langsung pada saat survei adalah jenis babi hutan (Sus scrofa) dan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) (Maharsi, et al., 2020).

Dari kelompok Aves masih banyak dijumpai spesies yang dilindungi antara lain burung rangkong badak (Buceros rhinoceros), julang emas (Rhyticeros undulatus), elang brontok (Nisaetus cirrhatus), elang hitam (Dicrurus leucophaeus), elang ular bido (Spilornis cheela), sikep madu asia (Pernis ptilorhynchus) dan spesies yang tidak dilindungi masih banyak seperti Merbah belukar (Pycnonotus plumosus), tekukur (Spilopelia chinensis) dan sepah gunung (Pericrocotus miniatus) dan beberapa jenis burung lainnya (Maharsi, et al., 2020).

Patroli pengamanan koridor satwa Jambul Nanti Patah oleh Tim 1 dilakukan di Desa Segamit dan Desa Aremantai, Kecamatan Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim. Berdasarkan hasil patroli, tidak ditemukan jejak satwa liar di Desa Segamit Kecamatan Semende Darat Ulu Kabupaten Muara Enim. Masyarakat menginformasikan bahwa terdapat seekor kerbau yang dicakar oleh macan akar atau kucing hutan (Felis bengalensis), akan tetapi tim patroli terpadu tidak menemukan fakta dan dokumentasi akurat.

Saat melakukan patroli terpadu, tim mencermati bahwa kawasan hutan lindung dibelah oleh akses jalan batu koral dan semen beton, serta dilewati kabel Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Tim patroli terpadu juga menemukan adanya pembuatan jembatan dan pembukaan lahan baru di dalam kawasan hutan lindung.

Kemudian tim patroli terpadu melakukan koordinasi dengan Kepada Dusun (Kadus) 4 Degamit di Rantau Dedap. Berdasarkan informasi, didapatkan jumlah Kepala Keluarga di wilayah tersebut sebanyak 370 KK, dengan jumlah penduduk sebanyak 1027 jiwa. Di wilayah Dusun 4 Segamit sudah berdiri bangunan Sekolah Dasar (SD) dan pemukiman warga dengan bangunan permanen atau rumah beton.

Berdasarkan hasil patroli terpadu dapat disimpulkan bahwa koridor satwa harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) atau satwa lainnya di Desa Segamit sudah tidak memungkinkan akibat tekanan dari berbagai pihak, terutama penggunaan kawasan non prosedural di kawasan hutan lindung yang rata-rata berupa kebun kopi. Perubahan penggunaan lahan di hutan lindung seperti adanya akses jalan, kabel SUTET, pembuatan jembatan, dan pembukaan lahan yang berdampak pertumbuhan pemukiman baru akan menyebabkan terjadinya fragmentasi habitat dan penekanan terhadap koridor.

Tim 2 melakukan patroli di wilayah Desa Pemindaian dan area PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) Kecamatan Semende Darat Laut, Kabupaten Muara Enim. Kegiatan tim patroli terpadu diawali dengan melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Penindaian, Kecamatan Semende Darat Laut, Kabupaten Muara Enim. Kemudian tim melakukan patroli di kawasan hutan lindung Desa Penindaian dengan melibatkan salah seorang perangkat desa yaitu Bapak Hendra dan menemukan salah satu potensi jasa lingkungan yaitu Air Panas Gemuhak yang tidak jauh dengan desa Penindaian.

Selanjutnya tim patroli terpadu melakukan koordinasi dan sosialisasi ke PT PGE terkait akan memasuki Area PT PGE. Selanjutnya tim patroli langsung menuju kawasan hutan lindung tepatnya di Cluster 9. Di dalam kawasan tim menemukan bekas cakaran beruang dan masih terdengar suara satwa yang lain.

Berdasarkan hasil patroli terpadu dan informasi baik dari masyarakat Desa Penindaian dan PT. PGE, tidak ada tanda-tanda perlintasan satwa liar jenis harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) di sekitar Desa Penindaian dan PT. PGE.

Di lokasi lain, tepatnya di Kecamatan Ulu Ogan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Tim 3 juga melakukan patroli pengamanan. Tim patroli terpadu berangkat menuju lokasi di Kecamatan Ulu Ogan di Desa Ulak Lebar dan berkoordinasi dengan Sekretaris Desa Ulak lebar terkait pelaksanaan kegiatan patroli terpadu pengamanan koridor di Kecamatan Ulu Ogan.

Kemudian tim melakukan kegiatan patroli terpadu di Ataran Curup Kambas dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang ditemui. Pada saat patroli, tim menemukan jejak cakaran beruang madu (Helarctos malayanus) di kebun masyarakat, tepatnya di batang pohon kelapa (Cocos nucifera).

Tim melanjutkan kegiatan patroli ke Ataran Sungai Panas serta melakukan sosialisasi kepada pemerintah Desa Kelumpang dan juga masyarakat yang berada di kebun. Tim menggali informasi terkait keberadaan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan hasil patroli langsung, tidak ditemukan tanda-tanda jejak harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan berdasarkan informasi dari masyarakat sekitarpun juga tidak ada tanda-tanda perlintasan satwa harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di areal kebun mereka.

Kemudian tim melakukan koordinasi dan sosialisasi ke Desa Bedegung dan Desa Babatan serta menggali informasi terkait satwa liar yang dilindungi, menurut informasi dari masyarakat tidak ada tanda-tanda perlintasan satwa harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).

Tim selanjutnya yaitu Tim 4 melakukan patroli pengamanan Desa Tunggul Bute, PT Supreme Energi Rantau Dedap (SERD), Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat. Tim patroli terpadu melakukan koordinasi dengan kepala Desa Tunggul Bute terkait kegiatan pengamanan koridor satwa melalui patroli terpadu di Jambul Nanti Patah.

Tim juga berkoordinasi dan berdiskusi dengan PT. SERD terkait koridor satwa di area PT. SERD selaku pemegang ijin penggunaan kawasan hutan lindung. Hasil dari koordinasi dan diskusi tersebut, PT. SERD akan menjalin kerjasama dengan BKSDA Sumsel terkait keanekaragaman hayati yang menjadi koridor satwa di wilayah PT. SERD.

Berdasarkan hasil patroli di Desa Tunggul Bute dan area PT SERD, tim menemukan jalur perlintasan satwa jenis beruang madu (Helarctos malayanus) dan jalur perlintasan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Hasil pemantauan kamera trap PT. SERD berhasil merekam beberapa jenis satwa diantaranya siamang (Symphalangus syndactylus), kucing emas (Pardofelis temminckii), beruang madu (Helarctos malayanus), dan kambing hutan (Capricornis sumatraensis sumatraensis).

Tim selanjutnya, yaitu Tim 5 melakukan patroli di Desa Tanjung Tiga, Pelakat, Danau Gerak, Kecamatan Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim. Sebelum melaksanakan patroli terpadu, tim berkoordinasi dengan Pemerintah Desa setempat, dalam hal ini tim menemui Kepala Dusun II Dusun Tanjung Tiga. Selanjutnya Tim melakukan pengamatan dan pengecekan di hutan lindung. Dalam kegiatan tersebut tidak ditemukan adanya jejak maupun kotoran dari satwa yang dilindungi. Akan tetapi tim mendapat informasi dari masyarakat desa, Bapak Subandrio, bahwa pada bulan Januari 2022, seorang masyarakat pernah melihat seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di dekat kebun miliknya.

Kemudian tim patroli terpadu melakukan anjangsana ke pemerintah Desa Pelakat, Kecamatan Semendo Darat Laut dan melaksanakan patroli di wilayah Desa Pelakat sebagai desa penyangga hutan lindung. Pada saat patroli tim melihat seekor elang putih (Haliaeetus leucogaster) yang sedang terbang.

Pada hari selanjutnya tim melakukan perjalanan ke Desa Danau Gerak. Tim berkordinasi dengan pemerintah setempat, kemudian melanjutkan patroli di hutan lindung. Dalam kegiatan patroli, ditemukan cakaran satwa dilindungi jenis beruang madu (Helarctos malayanus).

Tim terakhir yaitu Tim 6 melakukan patroli pengamanan koridor di Desa Rekimai Jaya, Kecamatan Semende Darat Tengah, Kabupaten Muara Enim. Sebelumnya, tim melakukan koordinasi ke Kepala Desa dan Kepala Seksi Pemerintah Desa Rekimai Jaya terkait kegiatan patroli terpadu pengamanan koridor satwa. Selanjutnya tim melakukan patroli koridor satwa di kawasan hutan lindung sekitar Desa Rekimai Jaya dan melakukan sosialisasi terhadap masyarakat Desa Rekimai Jaya terkait edukasi tentang satwa dilindungi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Saat melakukan patroli di hutan lindung, tim menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar seperti adanya jejak babi hutan (Sus scrofa), suara siamang (Symphalangus syndactylus) di hutan primer yang berjarak sekitar kurang lebih 1 km dari titik koordinat. Dalam perjalanan patroli, tim bertemu masyarakat yang sedang berkebun di kawasan hutan lindung. Dan dari masyarakat tersebut diperoleh informasi terkait satwa liar yang berada di sekitar kebun. Menurut keterangan pemilik kebun, Bapak Jon, beliau pernah bertemu seekor satwa beruang madu (Helarctos malayanus) dan beberapa satwa yang masih ditemukan perjumpaan seperti suara burung peleci (Zosterop), butung kutilang (Pycnonotus aurigaster), dan burung elang.

Berdasarkan hasil pendataan gangguan, hampir semua kawasan hutan lindung di Desa Rekimai sudah dibuka untuk dijadikan kebun kopi, kebun sayur dan ada beberapa yang membangun rumah di kawasan hutan lindung Desa Rekimai Jaya.

Patroli pengamanan kawasan koridor satwa Jambul Nanti Patah akan terus dilakukan oleh tim SKW II Lahat. Hal ini untuk memastikan bahwa kawasan yang merupakan daerah jelajah spesies terancam punah Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) tetap terjaga, baik kondisi habitatnya maupun ketersediaan satwa mangsanya.





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment