Kelinci Belang Sumatera merupakan spesies endemik Pulau Sumatra, yang dapat dijumpai pada ketinggian antara 600 hingga 1.600 mdpl. Minimnya infomasi mengenai keberadaan Kelinci Belang Sumatera menjadikan status konservasinya berubah berdasarkan IUCN Red List, dari tahun 2008 berstatus terancam (vulnerable) menjadi kekurangan data (Data Deficient) pada tahun 2019. Sehingga penting dilakukan penelitian yang berkaitan ekologi, habitat, dan distribusi kelinci belang sumatera di Sumatera Selatan.

Perjumpaan satwa dilindungi ini telah diketahui sejak tahun 2017 berdasarkan informasi di Suaka Margasatwa Gunung Raya dan temuan fisik di wilayah Dempo Selatan. Pada tahun 2018 dan 2019, informasi keberadaan satwa ini kembali didapatkan di Suaka Margasatwa Isau-Isau. Berdasarkan hal tersebut, maka pihak akademisi dalam hal ini Tim Biodiversitas Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sriwijaya berinisiasi mendukung optimalisasi penguatan fungsi kawasan SM Isau-Isau dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati dengan mengkaji keberadaan Kelinci Belang Sumatera pada bidang dasar ekologi yang diperlukan untuk mengisi celah kekosongan data tersebut dan menjadi sumber data ilmiah untuk dipublikasikan dalam mendukung upaya konservasi satwa dilindungi tersebut.