- Warga Prabumulih dan Lahat Serahkan Dua Individu Siamang ke BKSDA Sumsel
- SERAH TERIMA BARANG BUKTI TINDAK PIDANA JUAL BELI SATWA DILINDUNGI, APRI DIDAKWA 10 BULAN PENJARA
- Rekrutmen Tenaga Kontrak BKSDA Sumsel
- KUBUNG SUNDA SUAKA GUNUNG RAYA
- 1000 Bibit Ditanam dan 24 Burung Dilepasliar di TWA Punti Kayu dalam Rangkaian Tanam Pohon Serentak
- BKSDA Sumsel Lakukan Evaluasi Pengelolaan Lima Kawasan Konservasi Bersama Para Pihak Melalui Perangkat METT
- PENGGAGALAN PENGANGKUTAN 3306 INDIVIDU SATWA BURUNG TIDAK DILINDUNGI TANPA DOKUMEN
- MENGENAL CAPUNG TWA GUNUNG PERMISAN
- Road To HKAN 2023: BKSDA Sumsel Lepasliarkan Empat Individu Satwa Liar dan Tanam Pohon di SM Padang Sugihan
- KRONOLOGI BERUANG MATI OLEH MASYARAKAT DI PAGAR ALAM UTARA, BKSDA SUMSEL BERI IMBAUAN TEGAS
BKSDA Sumsel Terima Serahan Satwa Owa Ungko (Hylobates agilis) dari Warga Lubuk Linggau
Kepala RKW VII Gumai (Rusmin Mulyadi) menerima serahan satwa owa ungko (Hylobates agilis) dari Arpani, warga Kota Lubuk Linggau
Tim Resor Konservasi Wilayah (RKW) VII Gumai menerima serahan satu individu satwa dilindungi jenis Owa ungko (Hylobates agilis) berjenis kelamin jantan berumur 7 bulan dari Arpani, warga Kota Lubuk Linggau secara sukarela pada Sabtu (26/3).
Owa ungko (Hylobates agilis) termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi. Status konservasi dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), Owa ungko diklasifikasikan terancam (Endangered).
Baca Lainnya :
- BKSDA Sumsel dan ALOBI Evakuasi Buaya Muara0
- RKW IX Isau-Isau berhasil Evakuasi Satwa Jenis Siamang0
- Kemitraan Konservasi pada Masa Jawa Kuno0
- BKSDA Sumsel Inisiasi Pemberian Penghargaan Dirjen KSDAE Dan Musnahkan Opsetan Satwa0
- Pulihkan Ekosistem SM Padang Sugihan Dengan Masyarakat Desa Suka Pindah Melalui Kemitraan Konservasi0
Pada awalnya, satwa ini ditemukan di parit perkebunan sawit daerah Nibung Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) oleh adiknya Bapak Arpani. Berdasarkan informasi yang disampaikan Bapak Arpani, adik yang bersangkutan pada saat beristirahat di daerah perkebunan sawit melihat bayi owa ungko (Hylobates agilis) yang ditinggalkan induknya. Setelah dilakukan pencarian di sekitar lokasi penemuan bayi, induk owa ungko (Hylobates agilis) tidak juga ditemukan sehingga adik dari Bapak Arpani memutuskan untuk membawa bayi owa ungko (Hylobates agilis) tersebut kerumahnya.
Setelah dipelihara selama kurang lebih 5 bulan, bayi owa ungko (Hylobates agilis) ini diserahkan ke Bapak Arpani untuk selanjutnya dipelihara di rumahnya di Kota Lubuk Linggau selama kurang lebih 2 bulan
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Balai KSDA Sumatera Selatan, Martialis Puspito Khristy, mendapatkan informasi terkait keberadaan bayi owa ungko (Hylobates agilis) di Kota Lubuk Linggau tersebut dari rekan Bapak Arpani di KPHP Musi Rawas Utara. Informasi tersebut kemudian diteruskan ke Kepala RKW VII Gumai untuk segera ditindaklanjuti.
Berdasarkan informasi tersebut, Kepala RKW VII Gumai kemudian menindaklanjuti dengan melakukan pendekatan kepada Bapak Arpani melalui sambungan telepon selama 3 hari berturut-turut. Pada awalnya, Bapak Arpani berkeberatan untuk menyerahkan bayi owa ungko (Hylobates agilis) ke petugas karena merasa sudah sangat dekat dengan satwa tersebut, apalagi satwa tersebut sudah sangat jinak. Tetapi pada akhirnya setelah diberikan pemahaman dan informasi terkait konsekuensi sanksi pidana untuk kepemilikan satwa liar yang dilindungi Undang-Undang, Bapak Arpani bersedia menyerahkan bayi owa ungko tersebut kepetugas, meskipun dengan berat hati
Serah terima satwa owa ungko (Hylobates agilis) dari warga kepetugas RKW VII Lahat BKSDA Sumsel
Setelah dilakukan serah terima, selanjutnya satwa tersebut dibawa ke kandang transit di Resor Konservasi Wilayah IV Kota Palembang untuk upaya rehabilitasi lebih lanjut sampai saatnya nanti bayi owa ungko (Hylobates agilis) siap untuk direlease kembali kehabitatnya. Karena cara terbaik mencintai satwa dilindungi adalah dengan tidak memilikinya dan membiarkannya hidup bebas di alamnya.
Proses pengangkutan Satwa owa ungko (Hylobates agilis) yang telah diserahterimakan