BKSDA Sumsel Inisiasi Pemberian Penghargaan Dirjen KSDAE Dan Musnahkan Opsetan Satwa

By Admin BKSDA Sumsel 19 Mar 2022, 12:58:51 WIB Kegiatan
BKSDA Sumsel Inisiasi Pemberian Penghargaan Dirjen KSDAE Dan Musnahkan Opsetan Satwa

Palembang (18/3). Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG), mewakili Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK), didampingi Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) dan jajarannya, melaksanakan serangkaian kegiatan Hari Bakti Rimbawan ke-39. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi pemberian penghargaan kepada Tim Operasi Suaka Alam Musi 2021 di Kantor Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel) dan pemusnahan opsetan satwa hasil operasi sitaan dan serahan masyarakat di lapangan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan. 

PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA TIM OPERASI SUAKA ALAM MUSI 2021

Sebanyak 15 penghargaan dari Dirjen KSDAE diberikan oleh Direktur KKHSG yang hadir mewakili, kepada individu maupun institusi jajaran Polda Sumsel dan Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan (Kejati Sumsel) pada Jumat (18/3) pagi bertempat di Markas Polda Sumsel. Perhargaan tersebut merupakan apresiasi atas pelaksanaan Operasi Suaka Alam Musi dalam melakukan penegakan hukum terhadap penggunaan kawasan non prosedural di wilayah Sumatera Selatan.

Baca Lainnya :

Kapolda Sumsel mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang telah diberikan. Pihaknya akan terus berkolaborasi dengan Kementerian LHK, Kejati Sumsel dalam memberantas masalah-masalah kehutanan.

“Kita berharap bahwa penegakan hukum maupun upaya-upaya pencegahan ini bisa meminimalisir masalah-masalah pelanggaran kehutanan”, pungkasnya.

Demikian juga, khusus terkait pengawasan dan pengendalian peredaran TSL, kolaborasi BKSDA Sumsel dan para penegak hukum dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati perlu terus dijalin dan ditingkatkan dengan dukungan komitmen unsur pimpinan Kementerian LHK, Polri, dan Kejaksaan.

PEMUSNAHAN OPSETAN SATWA HASIL OPERASI SITAAN DAN SERAHAN

Direktur KKHSG, mewakili Dirjen KSDAE, didampingi Kepala BKSDA Sumsel, bersama dengan Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Sumsel dan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan (Dishut Sumsel) melakukan pemusnahan terhadap 18 (delapan belas) satwa dilindungi hasil awetan (opsetan), pada Jumat (18/3) siang di lapangan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Palembang.

Kedelapan belas opsetan satwa yang dimusnahkan masuk dalam kategori dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.20/ MENLHK/ SETJEN/KUM.1/6/ 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.

Tiga opsetan satwa berasal dari hasil penyidikan yang sudah berkekuatan hukum tetap melalui putusan hukum dengan Petikan Berita Acara Nomor: 05-K/PMT-II/AD/V/2016 tanggal 25 Juli 2016 yang terdiri dari 1 harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), 1 kepala rusa sambar (Rusa unicolor), dan 1 macan tutul jawa/ macan kumbang (Panthera pardus melas). Sedangkan 15 opsetan satwa lainnya berasal dari serahan masyarakat selama kurun waktu 4 tahun terakhir (2018 - 2021), yang terdiri dari 3 harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), 4 beruang madu (Helarctos malayanus), 6 kepala rusa sambar (Rusa unicolor), 1 kepala kambing hutan sumatera (Capricornis sumatraensis), dan 1 macan dahan (Neofelis nebulosa).

“Pada hari ini, Jumat 18 Maret 2022 kita hadir bersama-sama di sini sebagai momentum hasil kerja bersama seluruh pihak yang terlibat dalam memerangi kejahatan satwa liar di Provinsi Sumatera Selatan”, ujar Direktur KKHSG, Indra Exploitasia.

“Kementerian LHK menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya konservasi termasuk perlindungan terhadap tumbuhan dan satwa liar. Upaya ini akan terus ditingkatkan sehingga hidupan liar tersebut dapat lestari di habitat alamnya serta dapat memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar kawasan hutan. Upaya ini tentunya tidak dapat dikerjakan sendiri, namun perlu dukungan para pihak terutama aparat penegak hukum dalam pencegahan dan penanganan kejahatan hidupan liar yang menjadi ancaman terbesar atas kelestariannya” pungkasnya.

Menurut Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata, merujuk Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, bahwa opsetan satwa tidak boleh dimanfaatkan di luar kepentingan pendidikan, peragaan, dan penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan. Namun pada opsetan satwa dengan kondisi mengandung bibit penyakit dan/ atau rusak, opsetan satwa harus dilakukan pemusnahan.

“Untuk opsetan satwa dari hasil sitaan, pemusnahan ini merupakan salah satu upaya penuntasan putusan hukum terhadap kepemilikan ilegal satwa liar dan bagiannya. Sedangkan opsetan satwa dari hasil serahan masyarakat dalam kondisi rusak sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bagian edukasi kepada masyarakat serta kampanye untuk menurunkan kasus perburuan dan perdagangan satwa liar yang ada di Provinsi Sumatera Selatan”, tambahnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini sejumlah unsur terkait antara lain Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Kejaksaan Tinggi Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan, UPT Kementerian LHK lingkup Provinsi Sumatera Selatan, dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Komisaris Daerah Sumatera Selatan.

Penanggungjawab Berita

Kepala Balai KSDA Sumatera Selatan

Ujang Wisnu Barata – 0852 0780 4307

Narahubung

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I

Yusmono – 0812 7819 856

Call Center – 0812 7141 2141









Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment