- Warga Prabumulih dan Lahat Serahkan Dua Individu Siamang ke BKSDA Sumsel
- SERAH TERIMA BARANG BUKTI TINDAK PIDANA JUAL BELI SATWA DILINDUNGI, APRI DIDAKWA 10 BULAN PENJARA
- Rekrutmen Tenaga Kontrak BKSDA Sumsel
- KUBUNG SUNDA SUAKA GUNUNG RAYA
- 1000 Bibit Ditanam dan 24 Burung Dilepasliar di TWA Punti Kayu dalam Rangkaian Tanam Pohon Serentak
- BKSDA Sumsel Lakukan Evaluasi Pengelolaan Lima Kawasan Konservasi Bersama Para Pihak Melalui Perangkat METT
- PENGGAGALAN PENGANGKUTAN 3306 INDIVIDU SATWA BURUNG TIDAK DILINDUNGI TANPA DOKUMEN
- MENGENAL CAPUNG TWA GUNUNG PERMISAN
- Road To HKAN 2023: BKSDA Sumsel Lepasliarkan Empat Individu Satwa Liar dan Tanam Pohon di SM Padang Sugihan
- KRONOLOGI BERUANG MATI OLEH MASYARAKAT DI PAGAR ALAM UTARA, BKSDA SUMSEL BERI IMBAUAN TEGAS
BELANTARA ISAU-ISAU: RUMAH BAGI BURUNG BUMI PASEMAH
Oleh: Octavia Susilowati
Gambar 1. Suaka Margasatwa Isau-Isau yang menjadi salah satu habitat burung
Indonesia dikenal sebagai negara mega biodiversity yang kaya akan berbagai jenis burung, dan sebagian besar diantaranya masuk dalam kategori dilindungi berdasarkan Peraturan Perundangan di Indonesia. Berdasarkan data Birdlife International (2020), Indonesia merupakan habitat bagi 17% jenis burung di seluruh dunia dan berada di peringkat ke-4 dunia dalam hal kekayaan jenis burung. Dan salah satu pulau yang menjadi surga bagi berbagai jenis burung adalah Pulau Sumatera. Widjaja et al. (2014) menyatakan bahwa Pulau Sumatera berada di peringkat kedua dari 7 kawasan biogeografi yang teridentifikasi berada di Indonesia. Hal ini sebagaimana ditampilkan dalam Gambar 1. Daftar burung Sumatera berjumlah 630 spesies, sekitar 465 spesies diantaranya bersifat menetap dan 21 bersifat endemis, menjadikannya daerah biogeografis terkaya kedua di Indonesia dalam hal burung, setelah Papua (Whitten et al. 2000 dalam Yunardy et al. 2017, Widjaja, et al. 2014).
Sumber : Puslit Biologi LIPI – 2014 dalam Widjaja et al. (2014)
Baca Lainnya :
- GREEN LEADERSHIP INDONESIA : GAGASAN DALAM MEWUJUDKAN KEPEMIMPINAN INDONESIA BERWAWASAN LINGKUNGAN0
- BKSDA SUMSEL BERSAMA PT BUKIT ASAM, Tbk TERAPKAN PADIATAPA DALAM SOSIALISASI REHABILITASI DAS 0
- Sadar Dilindungi, Warga Serahkan Elang Brontok dan Kukang0
- Penilaian METT Kawasan Konservasi SM Padang Sugihan, SM Bentayan, dan HSA KH Gumai Tebing Tinggi0
- BKSDA Sumsel dan BTN Bukit 12 Berbagi Pengalaman dalam Pengelolaan Kawasan dan Keanekaragaman Hayati0
Gambar 2. Jumlah jenis burung di 7 kawasan biogeografi di Indonesia
CR: Critically Endangered, EN: Endangered, Vu: Vulnerable, NT: Near Threatened, LC: Least Concern, D : Data Deficient
Keterangan :
VU = Vulnerable; LC/Least Concern = (Resiko Rendah); NT/Near Threatened = (Hampir Rentan)
*) Dilindungi (P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018)
Menurut Chambers (2008) dalam Widodo (2013), ada 8 alasan kenapa burung berperan sebagai spesies indikator lingkungan, yaitu: (1) Burung mudah dideteksi dan diobservasi; (2) Taksonomi burung sudah mudah diidentifikasi di lapangan; (3) Burung tersebar luas dan menempati habitat dan relung ekologi yang bervariasi; (4) Distribusi, ekologi, biologi dan sejarah hidup burung diketahui dengan baik dibanding taksa yang lain; (5) Burung dalam rantai pakan menempati posisi pada bagian top sehingga lebih sensitif terhadap perubahan adanya kontaminasi lingkungan; (6) Banyak burung berfungsi sebagai polinator dan penyebar biji tanaman; (7) Teknik survei burung lebih simpel dan (8) Untuk memonitornya relatif lebih tidak mahal daripada taksa lain seperti reptil dan mamalia. Dengan teridentifikasinya berbagai jenis burung di kawasan SM Isau-Isau dapat disimpulkan bahwa kawasan SM Isau-Isau masih memiliki ekosistem yang cukup baik dan menjadi habitat penting bagi satwa. Sehingga keberadaannya perlu dilestarikan dengan dukungan para pihak di sekitar kawasan SM Isau-Isau. Dengan demikian, Kawasan SM Isau-Isau akan tetap menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa, khususnya burung di Bumi Pasemah.